Untuk lebih memperkenalkan tentang pentingnya pendidikan khusus anak  gifted bagi masyarakat luas, Noble Academy  mengadakan Seminar dan Open House pada tanggal 22 Februari 2020. Tema acara ini adalah “Why Gifted Student Needs Special Education” dihadiri oleh para orang tua, guru dan pegiat pendidikan gifted baik yang berasal dari Jakarta maupun kota lain.

Seminar dibawakan oleh Dr. Evy Tjahjono, dekan Fakultas Psikologi Ubaya  dan ketua Pusat Pengembangan Keberbakatan Ubaya, yang selama bertahun-tahun menekuni bidang giftedness baik sebagai akademisi maupun praktisi. Menurut Ibu Evy, anak gifted memiliki kebutuhan belajar yang berbeda dari anak kebanyakan. Struktur otak mereka juga berbeda sehingga cara berpikir mereka yang sering disalah mengerti. Sementara itu pendidikan di sekolah umum tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak gifted. Tidak heran anak gifted kesulitan di sekolah reguler. Mereka cenderung dianggap anak bermasalah dan potensi mereka terabaikan.

Harus dipahami bahwa giftedness adalah potensi. Disebut potensi berarti perlu untuk ditemukan dan dikembangkan. Potensi anak gifted akan meningkat atau menurun menurun bergantung dari faktor eksternal dan internal yang diperoleh mereka. Itulah sebabnya, peran serta orang tua dan lingkungan sekolah tempat anak gifted bertumbuh sangat penting. Agar potensi mereka bertumbuh secara optimal maka anak gifted butuh pendampingan yang spesial.

Ibu Evy juga menjelaskan bahwa ada tiga jenis anak gifted yaitu: Pertama, Gifted Achiever; yaitu mereka yang perkembangannya harmonis dan cenderung tidak bermasalah di sekolah. Kedua, Gifted Disinkroni; yaitu anak-anak yang perkembangannya tidak selaras antara domain satu dengan yang lainnya. Anak-anak ini sering bermasalah karena aspek mental dan intelektual mereka yang tinggi tidak didukung oleh aspek lainnya, contohnya aspek emosional mengalami ketertinggalan. Ketiga, Dual Exceptional Gifted; yaitu anak-anak yang selain gifted juga memiliki kebutuhan khusus lainnya.

Setelah seminar yang dibawakan oleh Ibu Evy, Joel (siswa 10th Grade Noble Academy) dan Rafif (siswa 9th Grade Global Islamic School) membawakan presentasi tentang project yang sedang mereka kerjakan. Project ini adalah inisiasi dari Joel sebagai bagian dari tugas Sustainable Development Goals yang dicanangkan sekolah dan dimentori oleh Mr. Silverius Oscar Unggul, sebagai Social Entrepreneur dan Dosen Universitas Trisakti. Joel dan Rafif berkolaborasi dalam project ini dengan tujuan untuk mendesain model sustainable city yang bisa mengatasi masalah polusi dan kekurangan lahan pemukiman di Jakarta. Noble Academy memfasilitasi anak-anak yang kemampuan belajar lebih seperti Joel dan Rafif sehingga membutuhkan seorang pakar dari luar dari sekolah sebagai pemimbing mereka.

Berikutnya, Ms. Nancy Dinar selaku direktur Noble Academy yang membagikan pengalamamnya sebagai orangtua anak gifted yang pernah frustasi dan salah kaprah. Bertahun-tahun ia mencari jawaban dengan perkembangan anak-anaknya yang tidak mengikuti norma, bahkan pernah disangka mengidap disorder. Berangkat dari pengalaman inilah ia kemudian mendirikan Noble Academy agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik. Sekilas Ms. Nancy menjelaskan tentang kurikulum dan metodologi yang dipakai di Noble Academy. Kunci dari pendidikan untuk anak gifted bukan pada kurikulum tapi pada kemampuan guru untuk mendiferensiasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa. Lingkungan yang ingin diciptakan di Noble Academy bukan saja untuk dapat menunjang kebutuhan belajar  anak gifted tapi juga sebagai model pembelajaran 21th Century.

Sebagai penutup, Ms. Nancy mengajak para orangtua untuk membentuk komunitas dimana mereka bisa saling berbagi pengalaman. Bukan hanya anak gifted yang membutuhkan dukungan tapi orangtua mereka juga membutuhkan orang-orang yang bisa mengerti dengan apa yang mereka alami dan rasakan. Karena giftedness adalah faktor genetik maka bukan tidak mungkin bahwa para orangtua anak gifted sendiri adalah “bekas” anak gifted yang tidak teridentifikasi.